Kisah Nabi Adam AS Diturunkan ke Bumi
Nabi Adam Alaihis salam (AS) adalah manusia dan nabi pertama yang Allah ciptakan. Allah Swt memberitahukan kepada para malaikat bahwa akan mengangkat khalifah di muka bumi, yakni Nabi Adam.
Lalu, para malaikat merasa heran mendengar berita ini dan bertanya kepada Allah,
“Apakah akan engkau jadikan manusia yang berbuat kerusakan di bumi dengan maksiat dan pertumpahan darah, sedangkan kami menyucikan Engkau dari segala yang tidak layak dengan keagunganmu dan memuliakanmu?”
Akan tetapi, Allah menjawab dengan rahasia yang disembunyikan dari mereka dan hikmah yang khusus ada pada-Nya dalam penciptaan Adam, yaitu dia mengetahui apa yang tidak mereka ketahui.
Sebagaimana firman Allah Swt dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 30:
“Ketika Tuhanmu berkata kepada para malaikat, sesungguhnya aku di bumi akan menjadikan seorang khalifah (wakil). Para malaikat berkata: apakah engkau akan menjadikan di bumi manusia yang berbuat kerusakan di dalamnya dan menumpahkan darah, sedangkan kami bertasbih dengan memuji dan menyucikanmu. Allah menjawab, sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 30).
Allah menciptakan Nabi Adam dari tanah liat, kemudian ditiupkannya ruh ke dalam diri Nabi Adam dan menyuruh para malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam. Namun, bukan sujud ibadah, melainkan sujud bentuk penghormatan, bukan penyembahan.
Seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran surah Al-Hijr ayat 28-29:
“Tatkala Tuhanmu berkata kepada para malaikat: sesungguhnya Aku jadikan manusia dari tanah liat yang sudah dibentuk. Maka apabila aku sudah menyempurnakannya dan meniup ruh-ku di dalamnya, maka rebahlah kamu bersujud kepadanya.” (QS. Al-Hijr: 28-29)
Para malaikat semuanya bersujud atas perintah Allah Swt. Namun, iblis menolaknya karena merasa lebih baik dibandingkan Nabi Adam, karena Nabi Adam hanya diciptakan dari tanah liat, sementara iblis dari api. Karena kesombonganya, Allah mengusir iblis dari surga dan mengutuknya hidup kekal di neraka hingga hari kiamat.
Setelah itu, iblis berjanji untuk terus menggoda manusia untuk menemaninya di neraka. Allah Swt berfirman:
“Dengan sebab keputusanmu yang menetapkan kebinasaan atas diriku, maka aku bersumpah untuk berdaya upaya sekuat tenagaku guna menyesatkan anak-anak Adam dan menjauhkan mereka dari jalan-Mu yang lurus dengan menggunakan segala cara yang mungkin untuk tujuan itu. Dan aku mendatangi mereka dari segala penjuru yang bisa kulakukan sambil menunggu kelengahan dan kelemahan mereka, hingga aku bisa menyesatkan dan merusak mereka serta menjadikan sebagian besar dari mereka tidak bersyukur kepada-Mu.’’ Akan tetapi allah membentaknya seraya berkata “keluarlah dari surga dalam keadaan tercela dan terusir dari rahmatku, dan Aku bersumpah akan memenuhi neraka denganmu dan siapa yang mengikutimu dari anak-anak adam semuanya. (QS. Al-A’raf: 13-18).
Setelah Nabi Adam diciptakan, kemudian Allah menciptakan Siti Hawa untuk menemaninya di surga. Allah membolehkan Nabi Adam dan Siti Hawa untuk memakan buah apa saja yang ada di surga. Akan tetapi, iblis dengan janjinya untuk terus menggoda Nabi Adam dan keturunanya untuk menuju ke jalan kesesatan. Iblis menggoda Nabi Adam dan Siti Hawa untuk mendekati dan memakan buah yang dilarang Allah sebelumnya. Yakni buah khuldi. Mereka pun akhirnya tergoda dan memakan buah tersebut.
Nabi Adam dan Siti Hawa merasa bersalah dan memohon ampun kepada Allah Swt, kemudian allah pun menerima taubat dari Nabi Adam dan Siti Hawa.
“Maka, Adam menerima dari tuhannya beberapa kata, lalu Allah menerima taubatnya, sesungguhnya Dia Maha menerima taubat dan penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 37)
Meskipun Allah telah menerima taubatnya Nabi Adam, Allah tetap menurunkan Nabi Adam dan Siti Hawa ke bumi untuk berdiam diri, memakmurkan dan bersenang-senang dalam jangka waktu sangat lama hingga datangnya ajal.
Senada firman Allah yang berbunyi:
“Turunlah kamu dari sini kamu akan saling bermusuhan satu sama lain. Kamu boleh tinggal dibumi dengan bersenang-senang hingga tiba ajalmu.” (QS. Al-A’raf: 24)
Hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari kisahnya Nabi Adam AS adalah manusia selaku anak cucunya, hendaknya menaati apa yang diperintahkan Allah Swt dan menjauhi segala larangannya.